Perkembangan dunia perbankan di Indonesia terbilang cukup
pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah bank dan jangkauan bank yang
kian luas, bahkan mencapai daerah-daerah yang terbilang jauh dari perkotaan.
Namun ini tentu benar-benar menggembirakan, karena geliat ekonomi tak cuma
tampak di daerah perkotaan saja, namun di wilayah pedesaan juga orang-orang
telah gampang mengerjakan akses terhadap layanan perbankan.
Bukan cuma jumlahnya saja yang meningkat, namun layanan
perbankan dalam prinsip syariah juga telah gampang ditemukan saat ini. Adanya
layanan perbankan syariah, membuat masyarakat mempunyai lebih banyak opsi dan
juga bisa mengerjakan beraneka aktifitas keuangan mereka dengan lebih nyaman
dan juga hening. Namun ini karena prinsip yang ditawarkan bank syariah telah
sesuai dengan peraturan dan juga fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN) selaku pihak yang berwenang.
Layanan perbankan yang diberi oleh bank syariah juga
terbilang cukup komplit, di mana kita akan dengan gampang bisa mengakses hampir
semua layanan umum yang terdapat di dalam bank konvensional. Namun ini tentu
menjadi sebuah isu yang cukup menggembirakan, karena dengan banyaknya layanan
hal yang demikian karenanya kita bisa mengerjakan beraneka transaksi keuangan dan
juga memenuhi beraneka kebutuhan akan dunia perbankan dengan lebih gampang.
Baik KKB syariah maupun KKB konvensional tentu akan
menjanjikan keuntungan dan juga manfaat yang berbeda, ini akan tergantung pada
kebutuhan serta prinsip yang kita inginkan dalam pembelian kendaraan beroda
empat yang akan kita lakukan. Secara garis besar, beraneka prasyarat yang
dibutuhkan dalam mengajukan kedua kredit ini terbilang hampir sama, keduanya
cuma memerlukan prasyarat standar yang umum digunakan dalam pengajuan kredit
pada biasanya.
Namun dalam mengajukan kredit, kita pasti akan memerlukan
beraneka pertimbangan dan juga perhitungan sebelum mengerjakan. Tindakan
seperti ini benar-benar perlu, untuk memastikan sumber kredit yang memang
benar-benar menguntungkan bagi pembelian yang akan kita lakukan. Simak sebagian
nilai di bawah ini sebagai bahan pertimbangan dalam mempunyai KKB syariah atau
KKB konvensional:
1. Suku bunga
Dengan meniru suku bunga pasar, karenanya KKB konvensional
terbilang cukup menguntungkan, di mana kita bisa memilih waktu pengajuan kredit
yang paling pas dengan sistem memperhatikan situasi pasar dan suku bunga yang
berlaku pada saat itu. Pengajuan kredit dengan suku bunga pasar akan bagus
dikerjakan pada saat situasi pasar sedang stabil dan suku bunga yang berlaku
cukup rendah dan wajar.
Ada 2 sistem perhitungan suku bunga yang biasanya dikerjakan
jika meniru suku bunga pasar, adalah: sistem mengambang (floating) yang akan
memastikan bunga sesuai dengan suku bunga yang terdapat di pasar secara terstruktur
, dan juga sistem tetap (flat) yang memastikan besaran suku bunga yang tetap
sejak awal sampai masa selesainya kredit hal yang demikian. Bagi sebagian besar
orang, suku bunga flat lebih menguntungkan, di mana kita tak perlu was-was dan
senantiasa khawatir jika sewaktu-waktu suku bunga kredit mengalami kenaikan.
Meski di dalam KKB syariah, tak dikenal istilah suku bunga
kredit, karena sistem yang digunakan dalam KKB syariah adalah sistem bagi
hasil. Profit yang akan didapat oleh bank atau institusi pembiayaan, akan
ditentukan di awal, di mana besaran keuntungan hal yang demikian telah dipatok
pada kisaran tertentu oleh bank atau institusi pembiayaan hal yang demikian.
2. Besaran cicilan
Beberapa besar KKB konvensional dikerjakan dengan memakai
sistem bunga mengambang, di mana suku bunga bisa saja berubah sewaktu-waktu
sesuai dengan suku bunga yang berlaku di pasar. Namun seperti ini tentu akan
membuat jumlah cicilan juga bisa saja mengalami kenaikan, karena bunga kredit
akan memberi pengaruh besaran cicilan secara lantas.
Di sisi lain, ada juga KKB konvensional yang dikerjakan
dengan memakai suku bunga flat, yang artinya besaran cicilan tentu akan
senantiasa sama sejak awal sampai masa akhir kredit tiba. Namun dalam hal ini,
biasanya piak bank atau institusi pembiayaan akan memakai sejumlah bunga yang
terbilang tinggi sebagai bentuk antisipasi terhadap kenaikan suku bunga di
waktu-waktu yang tak terduga.
Berbeda halnya dengan KKB syariah, yang sejak awal memang
tak mengenakan sejumlah bunga di dalam layanan mereka. Dengan demikian itu,
jumlah cicilan yang sepatutnya dibayarkan akan senantiasa sama sejak awal
kredit sampai masa akhir kredit tiba.
3. Selain tarif
KKB konvensional akan mengenakan sejumlah tarif denda
terhadap nasabah yang telat mengerjakan pembayaran cicilan, besaran denda ini
telah diatur sejak awal dan sesuai dengan kebijakan bank atau institusi
pembiayaan hal yang demikian. Apabila denda, KKB konvensional juga akan memakai
sejumlah pinalti bagi nasabah yang mengerjakan pelunasan hutang di awal, di
mansa nasabah hal yang demikian membayar sekaligus sisa kreditannya sebelum
jatuh tempo.
Namun serupa tak akan kita temui di dalam KKB syariah,
karena institusi ini tak mengenal istilah denda. Baik nasabah telat mengerjakan
pembayaran, karenanya pihak bank atau institusi pembiayaan akan menarik
sejumlah dana sebagai konsekuensi atas
keterlambatan hal yang demikian. Namun sejumlah dana hal yang demikian akan
didonasikan terhadap institusi sosial dan tak menjadi komponen keuntungan /
pendapatan bagi pian bank atau institusi syariah hal yang demikian. Ini tentu
menjadi kelebihan tersendiri bagi KKB syariah, di mana nasabah bisa berinfaq
melalui mereka.
Baik KKB konvensional maupun KKB syariah, keduanya mempunyai
kelebihan dan juga kekurangan masing-masing. Besaran bunga KKB konvensional
yang meniru pasar, bisa saja memberi kita keuntungan dalam menerima sejumlah
cicilan yang lebih ringan. Namun KKB syariah yang dikerjakan dengan memakai
prinsip yang sesuai dengan fatwa syariah, tentu akan memberikan kita rasa
nyaman dan hening dalam mengajukan kredit hal yang demikian. Pertimbangkan
kredit mana yang paling pas untuk kebutuhan kita, namun yang tak kalah
pentingnya adalah pertimbangkan situasi keuangan dan juga kecakapan bayar yang
kita miliki.